Minggu, 29 Desember 2019

Tugas-Tugas Sistem Analis

Sistem analis adalah orang atau kelompok yang melaksanakan pengembangan sistem. Sistem analis menekuni permasalah ataupun kebutuhan pada suatu sistem dan sistem analis juga merupakan orang yang bertanggung jawab atas terjadinya proses analisa ataupun perancangan pada sistem informasi.

 Tugas Sistem Analis :
  1. Menghimpun dan menganalisa dokumen atau file yang berhubungan dengan sistem yang sedang berjalan.
  2. Menyusun dan menyampaikan laporan untuk perbaikan sistem yang sedang berjalan pada pengguna.
  3. Mendesain sebuah sistem perbaikan dan mengidentifikasi aplikasi-aplikasi untuk penerapannya pada komputer.
  4. Melakukan analisa, menyusun anggaran ataupun keuntungan yang diperoleh pada sistem yang baru.
 Tanggung Jawab Sistem Analis :
  1. Pengambilan data yang efektif dari sumbernya
  2. Aliran data pada sistem
  3. Pemprosesan dan penyimpanan data
https://erireza21.wordpress.com/2018/01/14/pengertian-dan-tugas-sistem-analis/
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-analisis-sistem/

Selasa, 12 November 2019

Studi Kasus Audit Sistem Informasi

Contoh Studi Kasus Audit Sistem Informasi pada RSUD Kota Tasikmalaya

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tasikmalaya termasuk pada klasifikasi Rumah Sakit Umum Kelas B Non Pendidikan. Sejak tahun 2008, RSUD Kota Tasikmalaya sudah menerapkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Hal tersebut merupakan tanggung jawab dari Sub Bagian SIMRS yang tercantum secara resmi pada struktur organisasi RSUD Kota Tasikmalaya. SIMRS pada RSUD Kota Tasikmalaya sudah didukung oleh Teknologi Informasi (TI) berupa infrastruktur (perangkat komputer, server dan jaringan), sistem aplikasi beserta basis data. Sistem aplikasi yang sudah digunakan terbatas pada lingkup sistem untuk pelayanan kesehatan terhadap pasien, terutama sistem administrasi pembayaran.
Dari hasil studi pendahuluan ditemukan bahwa sistem aplikasi untuk pelayanan kesehatan terhadap pasien di RSUD Kota Tasikmalaya masih terkendala oleh lambatnya proses Sistem Informasi (SI) yang menyebabkan pasien harus menunggu lama dalam memperoleh layanan. Lamanya proses SI sering menyebabkan pasien harus antri cukup lama dalam memperoleh layanan. Layanan data dari SI juga sering dikeluhkan pasien karena ketidaksesuain dengan tagihan yang dikenakan kepada pasien saat membayar di kasir. Penyebab terjadinya kesalahan dan keterlambatan pemrosesan yang ada pada SI tersebut belum diketahui dengan pasti. Sejauh ini, masalahmasalah tersebut dapat menghambat tujuan dari SIMRS yang digunakan saat ini di RSUD Kota Tasikmalaya.
Pihak RSUD Kota Tasikmalaya terkendala dalam pembuatan rekomendasi pengembangan SI ke depan. Rekomendasi tersebut bersifat penting karena dapat membuat RSUD Kota Tasikmalaya lebih kompetitif dibandingkan dengan institusi kesehatan lainnya. Guna membuat rekomendasi pengembangan SI dibutuhkan pengetahuan mengenai tingkat kematangan SIMRS saat ini di RSUD Kota Tasikmalaya. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan audit terhadap SIMRS saat ini di RSUD Kota Tasikmalaya.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat disimpulkan bahwa RSUD Kota Tasikmalaya dituntut untuk melakukan audit SIMRS, terutama pada lingkup sistem pelayanan kesehatan terhadap pasien. Atas dasar itu, solusi yang ditawarkan adalah audit sistem informasi menggunakan framework COBIT 4.1. Alasan dipilihnya framework COBIT 4.1, karena memberikan gambaran paling detil mengenai strategi dan kontrol dalam pengaturan proses teknologi informasi yang mendukung keselarasan strategi bisnis dan tujuan teknologi informasi (Sarno : 2009). Bagi auditor, manfaat COBIT 4.1 adalah membantu dalam mengidentifikasi isu-isu kendali TI dalam infrastruktur TI perusahaan. Hal ini juga membantu auditor dalam memverifikasi temuan audit (Jogiyanto, Abdillah : 2011). Tahap awal dalam melakukan audit SI adalah perencanaan untuk menentukan ruang lingkup (Isa : 2012). Penentuan ruang lingkup audit dilakukan dengan cara mengidentifikasi tujuan strategi RSUD Kota Tasikmalaya melalui implementasi Balanced Scorecard (BSC). Penggunaan BSC dikarenakan dapat mengukur strategi organisasi ke dalam empat perspektif; diantaranya: pelanggan, keuangan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan (Jogiyanto, Abdillah : 2011). Pada penelitian ini, penentuan ruang lingkup audit dilakukan berdasarkan perspektif pelanggan. Hal tersebut berdasarkan atas sistem yang akan diaudit adalah sistem pelayanan kesehatan terhadap pasien, dimana pasien merupakan pelanggan RSUD Kota Tasikmalaya.

Analisa :

Setelah mengetahui tingkat kematangan dari proses TI COBIT 4.1 yang menjadi cakupan audit, selanjutnya dilakukan analisis kondisi yang terjadi dari masing-masing atribut kematangan. Analisis kondisi dilakukan dengan cara wawancara dan observasi langsung, dimana peneliti mengadakan pengamatan langsung ke lapangan untuk memperoleh data atau informasi yang akurat mengenai kondisi SIMRS yang diimplementasikan RSUD Kota Tasikmalaya.

SARAN :
Berikut beberapa saran berdasarkan pertimbangan penulis yang diperuntukkan bagi pihak lain yang ingin memanfaatkan hasil penelitian atau yang akan melakukan penelitian lanjutan dengan tema yang sama, diantaranya adalah:

1)  Sebagai tindak lanjut dari pendefinisian usulan rekomendasi perbaikan, perlu dilakukan pedoman pengawasan dalam bentuk indikator pengukuran. Hal ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana proses peningkatan kematangan sudah dilakukan.

2) Adanya penelitian lain mengenai audit SIMRS menggunakan metode Balanced Scorecard(BSC) dengan perspektif lainnya (keuangan, proses bisnis, pembelajaran dan pertumbuhan) sehingga cakupan audit (proses TI terpilih COBIT 4.1) menjadi lebih luas.

Referensi :

Minggu, 13 Oktober 2019

Audit Teknologi Sistem Informasi

1. Definisi Audit Teknologi Sistem Informasi
     Audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer dapat mengamankan aset, memelihara integritas data, dapat mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan menggunakan sumber daya secara efesien.
Ada beberapa aspek yang diperiksa pada audit sistem informasi yakni audit secara keseluruhan menyangkut efektifitas, efisiensi, availability system, rellability, confidentially, dan integrity, aspek security, audit atas proses, modifikasi program, audit atas sumber data, dan data file.
     Audit sistem informasi sendiri merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu, antara lain tradisional audit, manajemen sistem informasi, sistem informasi akuntasi, ilmu komputer,  dan behavioral science. Standar yang digunakan dalam mengaudit sistem informasi adalah standar yang diterbitkan oleh ISACA yaitu ISACA IS Auditing Standard selain itu ISACA  juga menerbitkan IS Auditing Guidance dan IS Auditing Procedure

2. Ruang Lingkup Teknologi Sistem Informasi
    Ruang lingkup mencakup audit terhadap sistem informasi penjualan, yang diawali pada bagian marketing penerimaan order hingga pembuatan laporan penjualan. sedangkan pengendalian prosedur dan pelaksanaan sistem informasi dibagi menjadi dua bagian yaitu:

  • Pengendalian Umum (General Control) mencakup pengendalian manajemen keamanan dan pengendalian manajemen operasi. 
  • Pengendalian Aplikasi (Aplication Control) mencakup pengendalian boundary, pengendalian input dan pengendalian output. 
3. Alasan Diperlukannya Audit 
    1. Pencegahan terhadap biaya untuk data yang hilang
        Kehilangan data dapat terjadi karena ketidakmampuan pengendalian terhadap pemakaian      komputer. kelalaian dengan tidak menyediakan backup yang memadai terhadap file data, sehingga kehilangan file dapat terjadi karena program komputer yang rusak, adanya sabotase, atau kerusakan normal yang membuat file tersebut tidak dapat diperbaiki sehingga akhirnya membuat kelanjutan operasional organisasi menjadi terganggu.
  2. Pengambilan keputusan yang tidak sesuai
 Membuat keputusan yang berkualitas tergantung pada kualitas data yang akurat dan kulitas                 proses pengambilan keputusan itu sendiri. pentingnya data yang akurat bergantung kepada jenis          keputusan yang akan dibuat oleh orang-orang yang berkepentingan disuatu organisasi
 3. Penyalahgunaan komputer
     Penyalahgunaan komputer memberikan pengaruh kuat terhadap pengembangan EDP audit maka untuk dapat memahami EDP audit diperlukan pemahaman yang baik terhadap beberapa kasus penyalahgunaan komputer yang pernah terjadi.
 4. Nilai dari perangkat keras komputer, perangkat lunak dan personel
     Disamping data, hardware dan software serta personel komputer juga merupakan sumber daya yang kritikal bagi suatu organisasi, walaupun investasi hardware perusahaan sudah di lindungi oleh asuransi, tetapi kehilangan hardware baik terjadi karena kesengajaan maupun ketidaksengajaan dapat mengakibatkan gangguan. jika software rusak akan menggangu jalannya operasional dan bila software dicuri maka informasi yang rahasia dapat dijual kepada kompetitor. personel dalah sumber daya yang paling berharga, mereka harus di didik dengan baik agar menjadi tenaga handal dibidang komputer yang profesional.
 5. Biaya yang tinggi untuk kerusakan komputer
     Saat ini pemakaian komputer sudah sangat meluas dan dilakukan juga terhadap fungsi kritis pada kehidupan kita. kesalahan yang terjadi pada komputer memberikan implikasi yang luar biasa, sebagai contoh data error mengakibatkan jatuhnya pesawat di antartika yang menyebabkan 257 orang meninggal atau seseorang divonis masuk penjara karena kesalahan data di komputer.
 6. Kerahasiaan
      Banyak data tentang diri pribadi yang saat ini dapat diperoleh dengan cepat, dengan adanya komputerisasi kependudukan maka data mengenai seseorang dapat segeraa termasuk hal-hal pribadi
 7. Pengontrolan penggunaan komputer
     Teknologi adalah hal yang alami, tidak ada teknologi yang baik atau buruk. penguna teknologi tersebut yang dapat menentukan apakah teknologi itu akan menjadi baik atau malah menimbulkan gangguan. banyak keputusan yang harus diambil untuk mengetahui apakah komputer digunakan untuk suatu hal yang baik atau buruk

4. Tujuan Audit Teknologi Sistem Informasi

  • Pengamanan aset
    Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), sumber daya manusia, file data harus dijaga oleh suatu sistem pengendalian internal yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan aset perusahaan. Dengan demikian sistem pengamanan aset merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan
  • Menjaga Integritas Data
    Integritas data (data integrity) adalah salah satu konsep dasar sistem informasi. Data memiliki atribut-atribut tertentu seperti: kelengkapan, kebenaran, dan keakuratan. Jika integritas data tidak terpelihara, maka suatu perusahaan tidak akan lagi memilki hasil atau laporan yang benar bahkan perusahaan dapat mengalami kerugian.
  • Efektifitas Sistem
    Efektifitas sistem informasi perusahaan memiliki peranan penting dalam proses pengambilan keputusan. Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif bila sistem informasi tersebut telah sesuai dengan kebutuhan user.
  • Efesiensi Sistem
    Efisiensi menjadi hal yang sangat penting ketika suatu komputer tidak lagi memilki kapasitas yang memadai atau harus mengevaluasi apakah efisiensi sistem masih memadai atau harus menambah sumber daya, karena suatu sistem dapat dikatakan efisien jika sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan user dengan sumber daya informasi yang minimal.
5. Dampak Teknologi Informasi Terhadap Proses Audit
    
1.          Risiko terhadap perangkat keras dan data
a.    Ketergantungan terhadap kemampuan kerja hardware dan software
b.    Kesalahan sistematik dan kesalahan acak
c.    Akses yang belum diotorisasi
d.    Terjadiya kehilangan data
2.          Berkurangnya jejak audit
a.    Kejelasan jejak audit kurang
b.    Berkuragnya keterlibatan manusia
c.    Kurangnya otorisasi tradisional
3.          Kebutuhan akan pengalaman dibidang TI dan pemisahan tugas TI
a.    Berkurangnya pemisahan tugas
b.    Kebutuhan akan pengalaman dibidang TI

Referensi : 

Selasa, 02 Juli 2019

PRINSIP & FUNGSI DASAR ANIMASI

12 prinsip animasi adalah prinsip yang harus dipenuhi untuk membuat sebuah animasi yang"hidup" dan terlihat alami tidak hanya asal jadi atau hanya bergerak saja, prinsip itu meliputi dasar-dasar gerak, pengaturan waktu, pengkayaan visual sekaligus teknik pembuatan sebuah animasi.

12 prinsip animasi tersebut adalah

1. Squash & Strech
2. Anticipation
3. Staging
4. Straight Ahead Action and Pose Pose
5. Follow Through and Overlapping Action
6. Slow In and Slow Out
7. Arcs
8. Secondary Action
9. Timming & Spacing
10. Exaggeration
11. Solid Drawing
12. Appeal


Animasi ini menggunakan beberapa prinsip yaitu : 

Secondary Action (Gerakan Pelengkap)
Merupakan gerakan menambah dan memperkaya gerakan utama. Orang yang ada digambar tersebut,menggambarkan tentang perempuan yang sedang berjalan kaki sambil menujukkan sedang membaca surat.. perempuan ini gerakann utamanya adalah melangkahkan kaki, namun sambil berjalan seorang figure sambil membaca surat yang ambil dari kotak pos. gerakan membaca surat disebut secondary action untuk gerakan berjalan. Alasannya: Karena karakter animasi ini merupakan serial kartun yang cocok untuk anak kecil


Follow Through Dan Overlapping Action(Gerakan Penutup Sebelum Benar-Benar Diam)
Merupakan bahwa benda-benda yang saling berhubungan,tidak pernah bergerak bersamaan dan Overlapping action merupakan konsep dimana kedua benda harus benar-benar tersambung sehingga akhirnya bisa bergerak. Di gambar tersebut terlihat seorang kancil dan penguin sedang berlari tetapi yang larinya cepat adalah si penguin mereka berdua sama-sama lari tetapi tidak dalam waktu yang bersamaan karena si penguin lari lebih cepat dibanding kancil. Kancil ini gerakan utamanya bergerak duluan
dibanding penguin disebut Overlapping Action
Alasannya : supaya penonton terhibur melihat kancil yang susah berlari di salju


https://animazione70.weebly.com/12-prinsip-animasi.html

Jumat, 18 Januari 2019

Sistem Berbasis Pengetahuan (Knowledge Basis System)

Definisi Sistem Berbasis Pengetahuan 

 Sistem Berbasis Pengetahuan diturunkan dari istilah knowledge based expert system. Sistem ini merupakan sistem yang menggunakan pengetahuan manusia yang telah disimpan dalam komputer untuk menyelesaikan permasalahan yang memerlukan kepakaran seorang ahli (Buliali, dkk., 2007)

Sistem Berbasis Pengetahuan atau Sistem Pakar merupakan salah satu cabang dari AI dimana dalam dunia komersial disebut dengan sistem yang dapat secara efektif dan efisien melaksanakan tugas yang tidak terlalu memerlukan pakar. Sistem Berbasis Pengetahuan dikenal juga dengan sistem penasihat, sistem pengetahuan, sistem bantuan kerja cerdas atau sistem operasional (Turban, dkk., 2005).
Sistem Berbasis Pengetahuan atau Sistem Pakar adalah  program pemberi advis/nasehat  yang terkomputerisasi yang ditujukan untuk meniru proses reasoning (pertimbangan) dan pengetahuan dari pakar dalam menyelesaikan permasalahan masalah yang lebih spesifik (Irfan Subakti, 2006).
   Sistem Pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli (Sri Kusumadewi, 2003).
     Sistem Pakar dibuat pada wilayah pengetahuan tertentu untuk sesuatu kepakaran tertentu yang mendekati kemampuan manusia disalah satu bidang. Sistem Pakar mencoba mencari solusi yang memuaskan sebagaimana yang dilakukan seorang pakar. Selain itu Sistem Pakar juga dapat memberikan penjelasan terhadap langkah yang diambil dan memberikan alasan atas saran atau kesimpulan yang ditemukannya. Bidang ini digunakan lebih banyak daripada penggunaan bidang-bidang Kecerdasan Buatan lainnya. 
   
Sistem Pakar menarik minat yang besar dalam suatu organisasi disebabkan kemampuannya dalam meningkatkan produktifitas dan dalam meningkatkan gugus kerja di berbagai bidang tertentu dimana pakar manusia akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan dan mempertahankan kemampuan itu.

   Sejarah Berbasis Pengetahuan :

Sistem Pakar petama kali dikembangkan oleh komunitas AI (Artificial Intellegence) pada pertengahan tahun 1956. Sistem Pakar yang muncul pertama kali adalah General-purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel dan Simon (Sri Kusumadewi, 2003). GPS dan program-program serupa ini mengalami kegagalan dikarenakan cakupannya yang terlalu luas sehingga terkadang justru meninggalkan pengetahuan-pengetahuan penting yang seharusnya disediakan.
  
Pertengahan tahun 1960-an, terjadi pergantian dari program serba bisa (general-purpose) ke program yang spesialis (special-purpose) dengan dikembangkannya DENDRAL oleh E.Feigenbauh dari Universitas Stanford dan kemudian diikuti oleh MYCIN.
Awal tahun 1980-an, teknologi Sistem Pakar yang mula-mula dibatasi oleh suasana akademis mulai muncul sebagai aplikasi komersial, khususnya XCON, XSEL (dikembangkan dari R-1 pada Digital Equipment Corp.) dan CATS-1 (dikembangkan oleh General Electric).    

Konsep Dasar Sistem Berbasis Pengetahuan :

Konsep dasar sistem pakar mengandung : keahlian, inferensi, aturan dan kemampuan menjelaskan. keahlian adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan dibidang tertentu yang duperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman.
      
 Contoh bentuk pengetahuan yang termasuk keahlian adalah :
           - Fakta - fakta pada lingkup permasalahan tertentu         
    - Teori - teori pada lingkup permasalahan tertentu 
    - Strategi-Strategi global untuk menyelesaikan masalah
           - Meta-knowledge (pengetahuan tentang pengetahuan)

Konsep Sistem Pakar adalah menirukan metodologi dan kinerja seorang manusia yang ahli dalam bidang atau domain tertentu yang spesifik. Sistem pakar adalah program pemberian nasehat/program konsultasi yang mengandung pengetahuan dan pengalaman yang dimasuki oleh satu atau banyak pakar kedalam satu domain pengetahuan tertentu. Agar setiap orang biasa memanfaatkannya untuk memecahkan suatu masalah.

Contoh Studi Kasus Sistem Berbasis Pengetahuan : 

Pada penelitian ini dibuat suatu sistem berbasis pengetahuan mengenai diagnosa kerusakan handphone. Sistem ini merupakan suatu sistem dimana seorang pakar dapat mentransfer pengetahuannya dengan bantuan mesin komputer. Sistem ini menggantikan keberadaan seorang pakar untuk mendapatkan sebuah kesimpulan dan solusi dengan cepat dari masalah yang dihadapi khususnya dalam bidang kerusakan handphone. 
Tujuan dari sistem berbasis pengetahuan ini adalah untuk mempermudah kerja dari teknisi handphone dalam memperbaiki kerusakan yang terdapat pada handphone, serta membantu orang awam dalam menentukan kerusakan, karena sebagian gejala, bagian kerusakan, solusi serta video kerusakan sudah terekam dalam basis aturan pada sistem pakar ini. 
Komponen-komponen utama sistem pakar yang digunakan dalam sistem ini antara lain basis pengetahuan (knowledge base), basis data (database), mesin inferensi (inference engine), dan antar muka pemakai (user interface). Teknik inferensi yang digunakan yaitu penalaran maju (forward reasoning). Penalaran maju (forward reasoning) merupakan pelacakan yang memulai penalarannya dari sekumpulan data menuju kesimpulan. 
Dari analisa dan perancangan yang telah dilakukan pada Sistem Berbasis Pengetahuan Kerusakan Handphone beserta alternatif solusinya, maka tahap implementasi dibuat sebuah program aplikasi dengan bahasa pemrograman PHP dan knowledge disimpan dalam database MySQL. Pada sistem ini dilengkapi dengan menu konsultasi dimana terdapat 2 jawaban yang dapat dipilih untuk setiap gejala yang diajukan. Jawaban tersebut adalah “Ya”, dan “Tidak” Setiap jawaban diatas mempunyai pengaruh yang besar dalam menentukan hasil akhir berupa kesimpulan. Kata kunci : basis pengetahuan, forward reasoning, inference, knowledge, MySQL, PHP, WEB. 

 Refrensi :
http://fajarhariawan.blogspot.com/2016/10/sistem-berbasis-pengetahuan.html 
http://biyann008.blogspot.com/2013/12/sistem-berbasis-pengetahuan.html
http://www.academia.edu/18065749/Konsep